Senin, 18 Oktober 2010

a. pap smear

a.    Pap Smear
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus Ca serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Sehingga angka kematian akibat Ca Servikspun menurun sampai lebih dari 50%. Pap smear biasa dilakukan 1 kali dalam2-3tahun.
Gambar 2. Prosedur pemeriksaan Pap Smear
b.    Biopsi
Dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika pap smear menunjukan suatu abnormalitas atau kanker.
Gambar 3. Pemeriksaan dengan biopsi serviks dan biopsi kerucut
c.    Kolposkopi
Pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar.
Gambar 4. Pemeriksaan Kolposkopi

d.    Tes Schiller
Serviks diolesi larutan iodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. (Indrawati Maya, 2009 ; 170)
Gambar 5. Pemeriksaan dan hasil tes Schiller
2.    Stadium Klinik
Pemeriksaan untuk menentukan stadium klinik yang digunakan adalah pembagian berdasarkan the federation international de gynekologie and obstetrique (FIGO) dan pembagian stadium ini di gunakan oleh Union International Centrele Cancer (UICC) 






Tabel. 01 Stadium Klinik Kanker Serviks (Sistem FIGO) 1978
Tingkatan stadium
Penyebaran pada organ tubuh
Stadium  0


Stadium 1



                          1A











1B OCC 











1B





Stadium  II




II A




II B


Stadium III



III A

III B





Stadium IV






IV A


IV B
Karsinoma Insitu (Kis) atau karsinoma intraepitel : membrana basalis masih utuh
Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uterus.  
Karsinoma mikro invasif, bila membrana bazalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tak > 3 mm, dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah.
(1b occuit = 1b yang tersembunyi) ; secara klinis belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologik ternyata sel tumor telah mengadakan infasi stroma melebihi 1a.
Secara klinis sudah di duga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi serviks uteri.
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrate tumor.
Penyebaran keparametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai dinding panggul.
Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau keparametrium sampai dinding panggul.
Telah mencapai 1/3 distal vagina belum mencapai dinding panggul.
Telah mencapai dinding panggul, tidak di temukan daerah bebas infiltrasi  antara tumor dengan dinding panggul ( Frozen Pelvic) atau proses pada tingkat klinik I atau II. Tetapi sudah ada gangguan Faal ginjal. 
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rectum dan atau kandung kemih (Dibuktikan secara histology)
atau telah terjadi metastasis keluar panggul ke atau ke tempat-tempat yang jauh.
Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rectum dan kandung kemih.
Telah terjadi penyebaran jauh.
( Sumber : Prof. Dr. Hanifah Wiknjosastro, SPOG, 2005, Hal 384-385)
Gambar. Stadium Kanker Mulut Rahim
Sumber ; www.tanyadokteranda.com, diakses tanggal 20 Juni 2010

 
3.    Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan Ca serviks didasarkan atas stadium klinis dan
keinginan untuk mempertahankan fungsi reproduksi (hanya pada stadium I A).
Stadium 0                      :   Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Stadium I A                   :   Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Stadium IB dan IIA       :   Histerektomi radikal  dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastatis dilakukan Radioterapi paska pembedahan)
Stadium IIB s/d IVA      :   Histerektomi Transvaginal
Stadium IVB                  :   Radioterapi, Radiasi Paliatif, Kemoterapi
( Sumber  : Aesulapius, 2000 ; 381)
B.   Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1.    Pengertian Manajemen asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien ( Simatupang, E.1, 2006. Hal 7 )
2.    Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan
            Menurut varney proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah / step yaitu sebagai berikut :
a.    Langkah I  : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini di lakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang di perlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya dan pemeriksaan laboratorium. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b.    Langkah II  : Merumuskan Diagnosa Masalah Aktual
Pada tahap ini merumuskan pengembangan dari interpretasi data dasar yang telah di kumpulkan sebelumnya ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai diagnosa masalah yang berhubungan dengan apa yang di alami oleh klien.
Diagnosa adalah hasil analisa dengan perumusan masalah yang di putuskan dalam menegakkan diagnosa bidan untuk mengambil tindakan.
c.    Langkah III  : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial          
Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dari diagnosa atau masalah yang ada di lakukan antisipasi atau penegakan bila memungkinkan serta waspada dan bersedia untuk
segala sesuatu yang dapat terjadi. Pada langkah atau step ini, sangat vital untuk perawatan yang aman.
d.    Langkah IV  :  Melaksanakan Tindakan Segera Dan Kolaborasi
Menggambarkan sikap dan manajemen secara terus menerus dan tidak hanya terbatas pada pemberian pelayanan dasar serta kunjungan antenatal periodik, tetapi juga bersama klien, misalnya saat persalinan.
e.    Langkah V  :  Rencana Asuhan Kebidanan
Pengembangan suatu rencana  yang komprehensif di tentukan berdasarkan langkah sebelumnya. Suatu rencana yang komprehensif termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi dan masalah yang berhubungan dengan kondisi tersebut tetapi juga bimbingan yang di berikan lebih dahulu kepada ibu terhadap apa yang di harapkan selanjutnya, efektif suatu rencana yang seharusnya di setujui oleh bidan dan pasien sebab pada akhirnya klienlah yang akan atau tidak mengimplementasikan rencana tersebut. 
f.     Langkah VI :  Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah ini adalah pelaksanaan rencana tindakan hal ini mungkin dapat di laksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian di laksanakan oleh klien sendiri. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada klien.

g.    Langkah VII  :  Evaluasi Asuhan Kebidanan
Di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan meliputi kebutuhan penentuan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasikan di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut di anggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
3.    Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (Simatupang E.J, 2006 Hal. 60-61)
Metode pendokumentasian yang disebut SOAP ini dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang di pakai untuk mendokumentasikan hasil pemeriksaan klien dalam rekam medis sebagai catatan perkembangan kemajuan yaitu :
a.    Subjektif (S)
Semua yang di katakan, disampaikan dan yang dikeluhkan oleh klien dan keluarganya.
b.    Objektif (O)
Apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat melakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan penunjang.


c.    Assessment (A)
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinik terhadap klien tersebut.
d.    Planning (P)
Apa yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi terhadap keputusan klinis yang diambil dalam rangka mengatasi masalah klinis klien atau memenuhi kebutuhan klinis.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan dijelaskan sebagai berikut  :   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar